Artikel sebelumnya kita telah membahas masalah gejala klinis dari penyait skizofrenia dan artikel ini merupakan lanjutannya yang akan membahas penyebab serta bagiamana cara pengobatan penyait skizofrenia. Pada dasarnya, penyebab pasti skizofrenia belum diketahui. Namun sejumlah ahli meyakini bahwa perkembangan kondisi ini tidak lepas dari peran kombinasi antara faktor genetika dan lingkungan.
Jangan Lewatkan:
Dugaan mengenai pengaruh lainnya adalah kelainan yang terjadi pada zat-zat kimia otak, seperti asam glutamat dan dopamin. Para ahli yang melakukan penelitian yang didasarkan pada pencitraan otak juga mengatakan bahwa ada perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf penderita skizofrenia dengan orang yang sehat.
Genetika, zat-zat kimia otak, struktur otak, dan sistem saraf merupakan bagian dari faktor “dalam”, sedangkan yang termasuk faktor “luar” atau lingkungan bisa berupa stres dan penyalahgunaan narkoba.
Stres atau trauma diduga menjadi salahsatu pemicu utama skizofrenia. Banyak hal yang dapat membuat seseorang mengalami stres, diantaranya adalah kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, pelecehan seksual, dan sebagainya.
Narkoba memang tidak menyebabkan skizofrenia secara langsung, namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa remaja pengguna ganja yang berusia di bawah 15 tahun, memiliki risiko empat kali lipat lebih besar untuk terkena skizofrenia jika dibandingkan dengan remaja yang tidak menggunakan ganja. Selain ganja, narkoba jenis lainnya yang dapat menjadi pemicu skizofrenia adalah kokain, heroin, dan sabu-sabu.
Pengobatan Skizofrenia
Biasanya pengobatan skizofrenia berlangsung dalam jangka waktu yang lama, meski gejalanya sudah mereda. Hal tersebut dikarenakan gejala skizofrenia masih dapat kambuh pada sewaktu-waktu.
Skizofrenia ditangani dengan kombinasi obat-obatan dan terapi (pengobatan psikologis). Selama periode gejala akut, rawat inap di rumah sakit jiwa mungkin diperlukan untuk menjamin nutrisi, kebersihan, dan istirahat penderita, serta menjamin keamanan diri penderita dan orang-orang di sekitarnya.
Obat-obatan
Obat-obatan merupakan penanganan awal skizofrenia, dan obat yang diresepkan oleh dokter adalah antipsikotik. Antipsikotik memengaruhi kinerja dopamin dan serotonin pada otak. Obat ini mampu mencegah, menurunkan, bahkan menghilangkan halusinasi, delusi, agitasi, serta kecemasan yang dialami penderita skizofrenia.
Penderita yang menggunakan antipsikotik, perilakunya tidak seagresif penderita lainnya yang tidak menggunakan obat ini. Selain itu, menurut penelitian, mereka yang menggunakan antipsikotik juga jarang mengalami kumat setelah kondisinya membaik.
Anti psikotik bisa digunakan dalam dua cara, yaitu diminum atau disuntikkan. Bagi penderita skizofrenia yang telah melewati masa akut, pemberian antipsikotik harus tetap diberikan sebagai langkah pencegahan.
Ada dua kategori obat-obatan antipsikotik, yaitu antipsikotik generasi lama (fluphenazine, perphenazine, chlorpromazine, dan haloperidol) dan generasi baru (clozapine, ziprasidone, quetiapine, olanzapine, risperidone, aripiprazole, dan paliperidone)
Efek samping yang hanya ada pada antipsikotik generasi lama adalah otot terasa berkedut, badan gemetar, dan kejang otot. Sedangkan efek samping yang ada pada kedua jenis antipsikotik adalah peningkatan berat badan, sembelit, mengantuk, pandangan kabur, mulut kering, dan berkurangnya gairah seks.
Saat ini antipsikotik generasi baru merupakan obat yang paling sering direkomendasikan oleh dokter karena dianggap memiliki efek samping yang lebih sedikit.
Penanganan psikologis
Setelah gejala skizofrenia reda, disamping harus tetap melanjutkan konsumsi obat, penderita juga membutuhkan pengobatan psikologis. Ada beberapa hal yang termasuk di dalam penanganan psikologis ini.
Pertama adalah terapi individual. Pada terapi ini penderita diajarkan cara mengatasi stres dan mengendalikan skizofrenia melalui identifikasi tanda-tanda kambuh secara dini. Terapi ini juga berguna untuk memulihkan kepercayaan diri mereka. Terapi individual juga bermanfaat untuk kembali mengembangkan kemampuan mereka untuk bekerja dalam mengisi rutinitas kehidupannya.
Selain itu, dalam terapi individu, penderita skizofrenia juga akan diajarkan cara-cara untuk mengendalikan perasaan dan pola pikirnya. Tujuannya adalah untuk menggantikan pikiran negatif dengan hal-hal yang positif.
Yang kedua adalah terapi kemampuan bersosialisasi. Dalam hal ini penderita diajarkan bagaimana meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
Dan yang ketiga adalah penyuluhan yang diperuntukkan bagi keluarga penderita. Guna penyuluhan ini adalah untuk memberikan pendidikan serta wawasan pada keluarga penderita skizofrenia, baik mengenai cara mengatasi masalah yang timbul akibat gejalanya, maupun cara memberikan dukungan bagi penderita skizofrenia.