Komplikasi Operasi Kebidanan Pada Ibu

https://www.ilmukesehatan.comKomplikasi operasi kebidanan dapat dirinci:

Komplikasi pada ibu


Terjadi “trias komplikasi” ibu, yaitu perdarahan, infeksi, dan trauma jalan lahir.

 

1. Perdarahan

Perdarahan merupakan komplikasi yang paling gawat, memerlukan transfuse darah dan merupakan penyebab kematian ibu yang paling utama.

Penyebab perdarahan pada tindakan operasi adalah:

a. Atonia uteri: sumber perdarahan berasal dari implantasi plasenta

b. Robekan jalan lahir: rupture uteri, robekan serviks, robekan fornik (kolfoporeksis), robekan vagina, robekan perineum, dan perforasi-kuratage semuanya dapat menimbulkan perdarahan ringan sampai berat.

BACA JUGA:  Kelainan Pada Alat Reproduksi

c. Perdarahan karena mola hidatidosa/korio karsinoma

d. Gangguan pembekuan darah: kematian janin dalam rahim melebihi 6 minggu, pada solusio plasenta, dan emboli air ketuban.

e. Retensio plasenta atau plasenta rest: gangguan pelepasan plasenta menimbulkan perdarahan dari tempat implantasi plasenta.

2. Infeksi

Setiap tindakan operasi vaginal selalu diikuti oleh kontaminasi bakteri, sehingga menimbulkan infeksi.

Infeksi makin meningkat apabila didahului oleh:

a. Keadaan umum yang rendah: anemia saat hamil, sudah terdapat manipulasi intra-uterin, sudah terdapat infeksi

BACA JUGA:  Mengenal Komplikasi Solusio Plasenta

b. Perlukaan operasi yang menjadi jalan masuk bakteri

c. Terdapat retensio plasenta atau plasenta rest

d. Pelaksanaan operasi persalinan yang kurang legeartis.

Semua factor tersebut dapat memudahkan terjadinya infeksi.

3. Trauma tindakan operasi persalinan

Operasi merupakan tindakan paksa pertolongan persalinan sehingga menimbulkan trauma jalan lahir.

Trauma operasi persalinan dijabarkan sebagai berikut:

a. Perluasan luka episiotomy

b. Perlukaan pada vagina

c. Perlukaan pada serviks

BACA JUGA:  Diagnosis dan Klasifikasi Preeklampsia

d. Perlukaan pada forniks-kolpoporeksis

e. Terjadi rupture uteri lengkap atau tidak lengkap

f. Terjadi fistula dan inkontinensia.

Bersama-sama dengan atonia uteri, retensio plasenta, dan robekan jalan lahir karena trauma persalinan menimbulkan perdarahan.

Untuk dapat menetapkan sumber perdarahan diperlukan evaluasi dan observasi. Trauma tindakan operasi persalinan yang paling berat adalah rupture uteri dan kolpoporeksis.