Genterapi dan Terapi Komplementer

https://www.ilmukesehatan.com1. Genterapi

Inaktivasi dari gen-gen tertentu (misalnya gen supresor-tumor p53) berperan penting pada pertumbuhan liar dari tumor.


Pada binatang percobaan, gen p53 tersebut sudah dapat dimasukkan ke dalam sel-sel tumor dengan efek terhentinya pertumbuhan. Genterapi dewasa ini tengah dikembangkan di banyak pusat Riset Kanker.

 

2. Terapi komplementer

Terapi komplementer  di sebut juga NTTT (Non-Toxic tumor Theraphy). Penanganan ini dilakukan untuk memusnahkan sel ganas dan metastasis mikroskopis yang belum dapat dideteksi dengan metode lazim.

BACA JUGA:  Mengenal Gejala Epiglotitis

Terapi ini juga untuk meniadakan atau mengurangi efek samping dari terapi regular. Misalnya sebagai penanganan tambahan pada therapy dengan sitostatika atau sebagai follow-up dari pembedahan dan radioterapi untuk mengeliminasi sisa-sisa sel tumor yang mungkin lolos (mikro-metastasis tersembunyi).

Ternyata hal ini amat berguna setelah pembedahan kanker mamma dan colon. Sebetulnya cara ini merupakan terapi diet, yang berdasarkan diet dasar sehat seperti dianjurkan oleh Dewan Gizi Nasional.

Disamping itu digunakan pula food supplements seperti vitamin dan mineral dalam dosis tinggi dan zat-zat penghambat tumor yang terutama terdapat dalam sayuran dan buah-buahan.

BACA JUGA:  Inveksi Virus Herpes Zoster

Zat-zat alternative ini meliputi zat-zat dengan sifat antitoksidan kuat, seperti senyawa-senyawa polifenol, indol, monoterpen, katechin, enzim, flavonoida dan karotenoida.

Ada banyak publikasi mengenai kegunaan penanganan ini untuk meringankan gejala penyakit dan memperbaiki kualitas hidup, bahkan dalam sejumlah kasus dengan efek menyembuhkan.

Tetapi cara-cara ini belum diterima oleh dunia kedokteran secara resmi, karena adanya banyak prasangka dan secara ilmiah belum dapat dibuktikan dengan tuntas.