Obat Antiretroviral Indinavir

https://www.ilmukesehatan.comKehamilan dan Laktasi

Karena belum tersedia cukup data mengenai keamanan obat antiviral untuk janin dan bayi, beberapa tahun yang lalu obat antiviral tidak dianjurkan penggunaannya oleh wanita hamil dan selama laktasi.


Akan tetapi penelitian pada tahun-tahun terakhir menunjukkan, bahwa guna menghindari transmisi vertical dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi, terapi HAART adalah aman, efektif dengan sedikit efek samping.

 

Wanita hamil yang belum pernah diberikan medikasi, kini dianjurkan memulai dengan terapi HAART antara minggu ke-20 dan ke-28.

BACA JUGA:  Penyakit Impetigo dan Pengobatannya

Indinavir: Crixivan

Obat baru ini (1995) berkhasiat terutama HIV tipe-1, tetapi terhadap tipe-2 efeknya kurang kuat. Menghambat protease –HIV (PI), yaitu enzim yang memutuskan rantai polipeptida menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Dengan demikian menjadi “masaknya” virus-virus baru dihalangi dan terbentuklah virus-virus yang belum masak dan tidak bersifat menular lagi. Khusus digunakan dalam kombinasi dengan satu atau lebih penghambat RT (RTI).

Resorpsi dan BA-nya sangat berkurang oleh makanan yang kaya protein dan lemak, maka harus diminum pada perut kosong. Plasma-t½ nya rata-rata 1,8 jam. Dimetabolisasi dalam hati oleh system oksidasi P 450, ekskresinya melalui tinja (80%) dan kemih (20%).

Efek-efek samping tersering berupa gangguan lambung usus, agak sering juga timbulnya batu ginjal dengan kencing berdarah (hematuria) mungkin akibat kristalisasi dalam kemih.

BACA JUGA:  Penyakit Disentri Amuba dan Pengobatannya

Untuk mengurangi risiko ini perlu minum sekurang-kurangnya 1,5 L air sehari. Selain itu dapat pula terjadi nyeri otot dan kepala, pusing, rasa letih dan penat, exanthema, gatal-gatal, kesemutan dan sukar tidur.