Penyakit Pada Plasenta

https://www.ilmukesehatan.comPlasenta adalah akarnya janin untuk dapat melakukan pertukaran nutrisi melalui perdarahan darah retroplasenter. Setiap gangguan yang terjadi dalam plasenta akan memberikan dampak yang serius terhadap tumbuh kembangnya janin.

Plasenta normal mempunyai berat rata-rata 1/6 dari berat janin dengan diameter 15 sampai 20 cm sedangkan tebalnya 2,5 sampai 3 cm.


Ukuran plasenta yang besar dijumpai pada penyakit eritroblastosis fetalis, sifilis, dan diabetes mellitus, sedangkan ukuran plasenta kecil dijumpai pada penyakit hipertensi termasuk pre-eklampsia dan eklampsia.

 
BACA JUGA:  Penyakit Leptospira dan Pengobatannya

Penyakit-penyakit pada plasenta

a. Infark Plasenta

Yang dimaksudkan dengan infark plasenta adalah terjadinya pemadatan plasenta, nuduler dan keras, sehingga tidak berfungsi dalam pertukaran nutrisi. Infark plasenta disebabkan oleh infeksi pada pembuluh darah arteri dalam bentuk pariartritis atau enartritis yang menimbulkan nekrosis jaringan dan disertai bekuan darah.

Pada gangguan yang besar dapat menimbulkan kurangnya pertukaran nutrisi, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, keguguran, lahir premature, lahir dengan berat badan rendah, dan kematian dalam rahim.

BACA JUGA:  Jenis-Jenis Ulkus

b. Kalsifikasi Plasenta

Proses pengapuran plasenta sudah terjadi sejak umur hamil 28 minggu terutama disekitar lapisan Nitabuch. Klasifikasi ini tidak banyak mempunyai arti klinis, kecuali pada kehamilan serotinus.

c. Disfungsi Plasenta

Yang dimaksud dengan disfungsi plasenta adalah terjadinya gangguan fungsi plasenta untuk dapat melakukan pertukaran O2 dan CO2 dan menyalurkan sisa metabolisme menuju sirkulasi ibu untuk dibuang melalui alat ekskresi.

Akibat gangguan fungsi plasenta, perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim mengalami kelainan seperti persalinan prematuritas, bayi berat lahir rendah dan sampai kematian janin dalam rahim.

BACA JUGA:  Penyakit Alergi Dingin

Kejadian disfungsi plasenta sering terjadi pada kehamilan dengan resiko tinggi, yaitu hamil dengan diabetes mellitus, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit jantung, dan kehamilan lewat waktu.

Untuk dapat menentukan kehidupan janin dalam rahim diperlukan pemeriksaan khusus yang bersifat spesialistis. Dengan demikian bidan yang menghadapi kehamilan dengan risiko tinggi sebaiknya berkonsultasi ke puskesmas, dokter atau segera merujuk penderita ke rumah sakit.