Terapi Intralesi
Jangan Lewatkan:
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (aristocort, kenalog-10, trymex) dapat dilakukan langsung kedalam bercak-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya. Kita harus berhati-hati agar kulit yang normal tidak disuntik dengan obat ini.
Terapi Sistemik
Preparat sitotoksik sistemik seperti metotreksat pernah digunakan untuk mengobati psoriasis yang luas dan tidak responsif terhadap bentuk-bentuk terapi lain. Preparat sistemik lainnya yang dipakai akhir-akhir ini adalah hidroksiurea (hydrea) dan siklosporin A (CyA).
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel epidermis sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik.
Walaupun begitu obat ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalami kerusakan yang ireversibel. Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem hepatik, hematopoietik dan renal pasien masih berfungsi secara adekuet.
Pasien tidak boleh minum minuman beralkohol salama menjalani pengobatan dengan metotreksat karena preparat ini akan memperbesar kemungkinan rusaknya hepar. Metroteksat bersifat teratogenik (menimbulkan cacat fisik janin) pada wanita hamil.
Hidroksiurea menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis DNA. Monitoring pasien dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejala depresi sumsum tulang.
Siklosporin A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk mencegah rejeksi organ yang dicangkokkan, menunjukkan beberapa keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus psoriasis yang berat dan resisten terhadap terapi. Kendati demikian, penggunaanya amat terbatas mengingat efek samping hipertensi dan nefrotoksisitas yang ditimbulkan.
Retinoid oral (derivat sintetik vitamin A dan metabolitnya, asam vitamin A) akan memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi jaringan epitelial, dan dengan demikian pemakaian preparat ini memberikan harapan yang besar dalam pengobatan pasien psoriasis yang berat.