Persiapan dan Pemberian ASI

https://www.ilmukesehatan.comPemberian ASI

Beberapa taahun yang lalu dicetuskan gagasan menjadwalkan pemberian ASI, untuk menigkatkan tumbuh kembang bayi. Suasan demikan menguntugkan pabrik susu formula dan ibu-ibu mempunyai aktivitas diluar rumah.


Berbagai penelitian menunjukkan gagasan memisahkan bayi dengan ibu, memjadwalkan pemberian ASI, dan menggantikannya dengan susu formula, kurang mengutungkan.

 

Banyak terjadi penyakit diare dan mudah terkena infeksi penyakit lainnya. Oleh karena itu, “gagasan rawat gabung” yang merupakan metode perawatan bayi secara tradisional dikembalikan dan mendapat tempat dalam perawatan anak modern.

BACA JUGA:  Hubungan Keluarga Berencana Dengan Pencegahan Kematian Maternal Dan Neonatal

Pemberian ASI dipercepat segera setelah lahir disiapkan pada puting susu ibu dengan keuntungan sebagai berikut:

1. Rangsangan puting susu ibu, memberikan refleks pengeluaran oksitosin kelenjar hipofisis, sehingga pelepasan plasenta akan dapat dipercepat.

2. Pemberian ASI mempercepat involusi uterus menuju keadaan normal.

3. Rangsangan puting susu ibu mempercepat pengeluaran ASI, karena oksitosin bekerjasam dengan hormon prolaktin.

Persiapan pemberian ASI

Persiapan pemberian ASI mulai sejak pemeriksaan payudara terutama bagi ibu dengan kehamilan pertama. Terdapat beberapa bentuk puting susu yang memerlukan perawatan khusus, yaitu puting susu yang kecil, puting susu yang datar, dan puting susu yang tertarik  ke dalam.

BACA JUGA:  Penyakit Paru-paru Tuberkulosis pada Anak

Perawatan puting susu dilakukan setiap mandi dengan jalan:

a. Menarik-narik puting susu sehingga menonjol.

b. Membersihkan puting susu dengan minyak kelapa atau vaselin.

c. Puting susu yang masuk ke dalam atau mendatar dapat ditarik dengan pompa susu atau melakukan tindakan operasi.

Pemberian ASI dianjurkan call feeding dengan penilaian bayi menangis kemungkinan lapar atau popoknya basah karena kencing atau berak.

Bila ternyata tidak basah karena berak atau kencing kemungkinan bayi lapar sehingga perlu minum ASI. Dengan demikian bayi menunjukkan rasa laparnya dengan jalan menangis.