Cara Perawatan Masa Puerperium

https://www.ilmukesehatan.comDi masa lampau perawatan peurperium sangat konservatif, di mana puerpera diharuskan tidur terlentang selama 40 hari.  Dampak sikap demikian pernah dijumpai di surabaya, terjadi adhesi antara labium minus dan labium mayus kanan dan kiri, dan telah berlangsung hampir enam tahun.

Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “mobilisasi dini” (early mobilization). Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan:


  • Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi puerperium
  • Mempercepat involusi alat kandungan
  • Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
  • Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungs ASI dan pengeluaran sisa metaboilsme.

Perawatan puerperium dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut:

 

1. Rawat gabung.

Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI, setelah kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin.

BACA JUGA:  Tumor Pada Jalan Lahir

2. Pemeriksaan umum:

  • Kesadaran penderita
  • Keluhan terjadi setelah persalinan.

3. Pemeriksaan khusus:

  • Fisik: tekanan darah, nadi, dan suhu
  • Fundus uteri: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus
  • Payudara: puting susu, pembengkakan atau stuwing ASI, pengeluaran ASI
  • Patrum lokia: lokia rubra, lokia sanguinnolenta
  • Luka jahitan episiotomi: apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi (kolor, dolor, fungsiolesa dan pernanahan).

4. Pemulangan parturien dan pengawasan ikutan.

Parturien dengan persalinan berjalan lancar dan spontan dapat dipulangkan setelah mencapai keadaan baik dan tidak ada keluhan. Parturien dipulangkan setelah 2 sampai 3 hari dirawat.

Nasehat yang perlu diberikan saat memulangkan adalah:

a. Diet

Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk dapat meningkatkan kesehatan dan memberikan ASI. Penjabaran empat sehat dan lima sempurna perlu diperthatikan dan dapat diterjemahkan untuk masyarakat.

BACA JUGA:  Sikap Bidan Menghadapi Inversion Uteri

Diantara penjabaran tersebut dapat dinasehatkan makanan yang sehat, yaitu terdapat nasi, lauk, sayur secukupnya dan ditambah satu telur setiap hari. Bila masih ada kemungkinan jangan lupa buah-buahan. Tambahan “susu” pada masyarakat di pedesaan belum terbiasa.

b. Pakaian.

Pakaian agak longgar terutama di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat dengan kencang karena tidak akan mempengaruhi involusi.

Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lokia tidak memberikan iritasi pada sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lokia.

c. Miksi dan buang air besar.

Miksi dan buang air besar diatur sehingga kelancaran kedua sistem tersebut dapat berlangsung dengan baik.

BACA JUGA:  Masa Puerperium dan Perubahan Patrum yang Abnormal

d. ASI dan puting susu.

Pemberian ASI jangan pilih kasih, karena keenakan memberikan ASI pada satu sisi. Kedua payudara harus dikosongkan saat memberikan ASI, sehingga kelancaran pembentukan ASI berjalan dengan baik.

Stagnasi ASI dapat menimbulkan bahaya infeksi sampai abses, yang memerlukan tindakan tertentu. Puting susu perlu diperhatikan dan dibersihkan sebelum memberikan ASI. Luka lecet pada puting susu dihindari sehingga mengurangi bahaya infeksi.

e. Kembalinya datang bulan atau menstruasi.

Dengan memberikan ASI kembalinya menstruasi atau haid sulit diperhitungkan dan bersifat individu. Sebagian besar menstruasi kembali setelah 4 sampai 6 bulan.

Dalam waktu tiga bulan belum menstruasi, dapat menjamin bertindak sebagai kontrasepsi. Setelah melampaui tiga bulan perlu mempergunakan alat kontrasepsi sehingga terlindung dari kemungkinan hamil dalam waktu singkat.