Pruritus atau Gatal-Gatal

https://www.ilmukesehatan.comPruritus

Pruritus (gatal-gatal) merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada gangguan dermatologik yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan itergritas kulit jika pasien meresponsnya dengan garukan.


Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip-sikat (penicillate) yang hanya ditemukan dalam kulit, membran mukosa dan kornea.

 

Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamin oleh ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran setan rasa gatal dan menggaruk.

Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini bisa timbul tanpa manifestasi kulit apa pun.

BACA JUGA:  Informasi Penyakit Kelamin Pria dan Wanita

Keadaan ini disebut sebagai pruritus esensial yang umumnya memiliki awitan yang cepat, bisa berat dan mengganggu aktivitas hidup sehari-hari yang normal.

Pruritus dapat menjadi petunjuk pertama yang mengidentifikasikan kelainan sistemik interal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker. Rasa gatal dapat pula menyertai penyakit ginjal, hepar dan tiroid.

Beberapa preparat oral yang sering dipakai seperti aspirin, terapi antibiotik, hormon (estrogen, testosteron atau kontrasepsi oral) dan opioid (morfin atau kokain) dapat menimbulkan pruritus pula.

BACA JUGA:  Lichen Planus

Sabun dan zat kimia tertentu, penanganan dengan radioterapi, biang keringat (miliaria) dan kontak dengan pakaian dari wol juga dapat berkaitan dengan pruritus.

Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat dari kulit yang kering. Rasa gatal dapat pula disebabkan oleh faktor-faktor psikologik seperti stres yang berlebihan dalam keluarga atau lingkungan kerja. Seseorang dengan pruritus dapat memperlihatkan gejala ruam tetapi bisa pula tidak.

BACA JUGA:  Gatal Karena Skabies

Pruritus secara khas akan menyebabkan pasien menggaruk yang biasanya dilakukan semakin intensif pada malam hari. Pruritus tidak begitu sering dilaporkan pada saat terjaga karena perhatian pasien teralihkan pada aktivitas sehari-hari.

Pada malam hari di mana hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian hanya sedikit, keadaan pruritus yang paling ringan sekalipun tidak mudah diabaikan.

Efek sekunder mencakup ekskoriasi, kemarahan, bagian-bagian kulit yang menonjol (bidur), infeksi dan perubahan pigmentasi.  Rasa gatal yang hebat akan mengganggu penampilan pasien.