Kekuatan dan Sifat Kontraksi Otot Rahim Saat Persalinan

https://www.ilmukesehatan.comKekuatan yang mendorong janin dalam peersalinan

Seperti diketahui bahwa otot rahim terdiri dari tiga lapis yang teranyam dengan sempurna, yaitu lapisan otot longitudinal di bagian luar, lapisan otot sirkuler di bagian dalam, dan lapisan otot menyilang di antara keduanya.


Dengan susunan demikian, pembuluh darah yang terdapat di antara otot rahim akan tertutup rapat saat terjadinya kontraksi postpartum sehingga menghindari perdarahan.

 
BACA JUGA:  Proses Terjadinya Persalinan dan Pelaksanaan Persalinan Anjuran

Pada saat inpartur perlu dilakukan observasi yang seksama karena tertutupnya pembuluh darah mengurangi O2 ke peredaran darah retroplasenter, sehingga dapat menimbulkan asfiksia intrauterin.

Dengan demikian pengawasan dan pemeriksaan denyut jantung janin segera setelah kontraksi rahim, terutama pada kala dua (pengusiran) sangat penting sehingga dengan cepat dapat diketahui terjadinya asfiksia janin.

Kontraksi otot rahim bersifat otonom, artinya tidak dapat dikendalikan oleh parturien, sedangkan serat saraf simpatis dan parasimpatis hanya bersifat koordinasi.

BACA JUGA:  Mastitis dan Abses Mamae

Beberapa sifat kontraksi rahim dijabarkan sebagai berikut:

1. Amplitudo.

  • Kekuatan his di ukur dengan mm Hg.
  • Cepat mencapai puncak kekuatan dan diikuti relaksasi yang tidak lengkap, sehingga kekuatannya tidak mencapai 0 mg Hg.
  • Setelah kontraksi otot rahim mengalami retraksi (tidak kembali ke panjang semula).

2. Frekuensi.

  • Jumlah terjadinya his selama 10 menit.

3. Durasi his.

  • Lamanya his yang terjadi pada setiap saat.
  • Diukur dengan detik.
BACA JUGA:  Cara Menentukan Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm

4. Interval his.

  • Tenggang waktu antara kedua his.

5. Kekuatan his.

  • Perkalian antara amplitudo dengan frekuensi yang ditetapakan dengan satuan Montevideo.