Mimisan (yunani epitaksis) atau perdarahan dari hidung merupakan salah satu kasus darurat yang sering kali ditemui di bagian kedokteran THT (Tenggorok, Hidung dan Telinga).
Jangan Lewatkan:
Pada orang muda ±95% dari kasus ini bukan merupakan kasus yang serius dan biasanya disebabkan oleh pecahnya suatu vena kecil di suatu lokasi di dalam hidung. Pada lansia kejadian demikian dapat merupakan suatu pertanda darurat dari sesuatu yang perlu diselidiki penyababnya.
Penyebabnya
Mimisan dapat disebabkan oleh misalnya iritasi dari selaput lendir hidung sewaktu menderita pilek, mengorek hidung, alergi atau ada benda asing dalam hidung.
Juga bisa sebagai akibat terbentur, efek samping dari beberapa jenis obat (misalnya asetosal atau obat pengencer darah lain), cedera kepala atau beberapa jenis penyakit, misalnya benjolan dan hemofili.
Yang akan diuraikan disini adalah mimisan simptomatis yang sering kali timbul dan bukan karena sesuatu penyakit dan yang biasanya berhenti sendiri atau setelah cuping hidung ditekan untuk waktu singkat.
Penanganan Sendiri
Biasanya mimisan dapat dihentikan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk menekan cuping hidung terhadap dinding pembatas (septum) terus menerus selama ±3 sampai 5 menit.
Bila penderita masih saja mengeluarkan darah, dianjurkan untuk berusaha membuang ingus dan dahak dengan kuat untuk melepaskan dan mengeluarkan bekuan darah yang menghindari penutupan kapiler yang pecah.
Biasanya penderita enggan untuk melakukan hal demikian karena khawatir bahwa dengan cara ini perdarahan akan semakin parah. Tetapi cara penanganan ini diperlukan dan biasanya bermanfaat untuk menghentikan perdarahan.
Perdarahan juga dapat dikurangi dengan menggunakan kompres es pada hidung, dengan tujuan menyempitkan pembuluh darah. Bila perdarahan sering kali terjadi atau belum juga berhenti setelah 10 menit sebaiknya penderita diperiksa dokter.