ILMUPENYAKIT.COM – Mungkin Anda pernah atau sering mendengar tentang penyakit gonore. Penyakit gonore ini di kalangan masyarakat umum biasa dikenal dengan nama GO.
Jangan Lewatkan:
Penyakit gonore merupakan suatu penyakit menular seksual (penyakit kelamin) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea. Penyakit ini menyerang pada orang-orang yang suka bergonta ganti pasangan seksual. Karena sifat penularannya yang mudah dan cepat, maka seorang pengidap GO sudah mampu menularkan penyakitnya hanya dengan sekali berhubungan seksual.
Penyakit gonore dapat mempengaruhi baik pria maupun wanita dan dapat menginfeksi leher rahim, uretra, rektum, anus dan tenggorokan.
Perlu di ketahui bahwa penyakit gonore ini tidak selalu menimbulkan gejala. Pemeriksaan Gonore melibatkan pengujian sampel cairan tubuh atau pemeriksaan urin untuk melihat keberadaan bakteri gonorrhea (Neisseria gonorrhoeae) yang menjadi penyebab infeksi. Beberapa jenis tes yang digunakan untuk mendeteksi infeksi gonore kebanyakan menggunakan sampel cairan tubuh dari daerah terinfeksi.
Pemeriksaan Gonore dengan Metode Amplifikasi Asam Nukleat
1. Tes amplifikasi asam nukleat atau Nucleic acid amplification test (NAAT).
Pemeriksaan gonore dengan metode NAAT ini yaitu mendeteksi dengan membuat banyak salinan DNA dari bakteri gonore. Tes ini sangat akurat dan dapat dilakukan baik pada spesimen urin atau sampel cairan tubuh dari daerah yang berpotensi terinfeksi.
2. Hibridisasi uji asam nukleat atau Nucleic acid amplification test.
Pengujian molekuler untuk mendeteksi materi genetik (DNA) bakteri gonore pada cairan tubuh berpotensi terinfeksi seperti pada serviks atau uretra. Sampel dikumpulkan dari tenggorokan tidak selalu memberikan hasil tes yang akurat. Pemeriksaan gonore dengan metode ini juga sering digunakan untuk pemeriksaan klamidia, dan penyakit kelamin lain yang mempunyai gejala mirip dengan gonore.
3. Gonorrhea culture.
Pemeriksaan gonore ini dilakukan pada sampel cairan tubuh yang dikumpulkan dari daerah berpotensi terinfeksi, seperti leher rahim, uretra, mata, rektum, atau tenggorokan. Sampel dikombinasikan dengan zat yang meningkatkan pertumbuhan bakteri gonorrhea. Kelebihan metode ini yaitu dapat mendeteksi bakteri gonore yang resisten terhadap antibiotik tertentu.
4. Gram stain.
Metode ini dilakukan pada sampel cairan dari penis atau leher rahim. Cairan ditempatkan pada slide mikroskop dan diwarnai dengan pewarna yang akan membantu proses identifikasi bakteri gonorrhea. Noda Gram kurang dapat diandalkan dan kurang akurat dibandingkan dengan metode lainnya tetapi pemeriksaan akan menunjukkan hasil yang lebih cepat.
5. Enzyme – Linked Immunosorbent Assay (ELISA, EIA).
Tes pemeriksaan gonore ini dilakukan pada sampel cairan dari penis atau leher rahim (cervix). Tes EIA mendeteksi zat yang memicu sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi gonore (antigen kencing nanah antigen). Tes EIA kurang akurat untuk dibandingkan dengan tes Gonorrhea culture.
6. Pencegahan gonore lebih baik daripada mengobati.
Periksakan ke rumah sakit atau klinik spesialis penyakit kelamin jika Anda menderita gejala penyakit gonore. Pengobatan penyakit gonore dilakukan dengan meminum antibiotik dan juga pemberian antibiotik dalam bentuk suntikan. Pasangan penderita juga harus menjalani pengujian dan pengobatan penyakit gonore, walaupun ia tidak memiliki gejala terinfeksi gonore. Meskipun telah sembuh dari gonore, Anda dapat terinfeksi kembali jika pasangan Anda tidak melakukan pengobatan.