Perubahan Fisiologi Rahim dan Uterus Pada Saat Kehamilan

https://www.ilmukesehatan.comPerubahan Fisiologi pada saat Kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh system genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.


Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomamotropin, estrogen dan progesterone yang menyebabkan perubahan pada:

 

Rahim dan uterus

Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

Perubahan pada isthmus uteri (rahim) yang menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh.

Perlunakan isthmus disebut tanda hegar. Hubungan besarnya rahim dan tuanya kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seperti hamil ganda, hamil mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar.

BACA JUGA:  Hiperemesis Gravidarum pada Wanita Hamil

Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut:

  1. Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tingginya rahim setengah dari jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
  2. Pada hamil 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada umur 24 minggu tepat di tepi atas pusat.
  3. Pada hamil 28 minggu tingginya fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
  4. Pada kehamilan 32 minggu tingginya fundus uteri setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat
  5. Pada kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar satu jari di bawah prosesus xifoideus, dalam hal kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.
  6. Pada kehamilan berumur 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari di bawah prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.

Berkaitan dengan panjangnya fundus uteri dapat dikemukakan bahwa pada umur hamil 28 minggu panjangnya 25 cm, umur hamil 32 minggu panjangnya 27 cm, dan umur hamil 36 minggu panjangnya 30 cm.

BACA JUGA:  Patofisiologi Plasenta Previa

Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebabkan isthmus uteri makin tertarik ke atas dan menipis yang disebut segmen bawah rahim (SBR).

Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama. Bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda Piskacek.

Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah  menuju rahim dari arteri uterina dan arteri ovarika.

BACA JUGA:  Komplikasi Operasi Versi Luar Terhadap Janin

Otot rahim mempunyai susunan istimewa yaitu longitudinal, sirkuler, dan oblika sehingga keseluruhannnya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna.

Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim mempengaruhi serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10% jaringan otot.

Pada saat persalinan terjadi pembukaan serviks secara pasif, karena kuatnya kontraksi otot rahim. Segera setelah persalinan, serviks yang sedikit mempunyai otot, akan melipat dan terjadi pengecilan dengan pasif.

Serviks yang kurang mempunyai otot, tetap terbuka, tanpa mekanisme sfingter, sehingga memberikan kesempatan untuk mengeluarkan lokia. Pada pemeriksaan postpartum, serviks multipara mempunyai dua bibir, bibir atas dan bibir bawah.