Implikasi Keperawatan HIV


https://www.ilmukesehatan.com/keperawatanSesudah penajaman alat tersebut lebih lanjut, perawat dapat menggunakannya untuk menilai kebutuhan terhadap perawatan-mandiri pada pasien-pasien infeksi HIV dan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan.

Namun demikian, penilaian neurologik mungkin diperlukan sebelum pemakaian HAT jika dicurigai adanya demensia yang berhubungan HIV. Perawat kesehatan masyarakat dapat menggunakan HAT untuk mencatat perubahan gejala dan menangani setiap keunikan yang bersifat individual serta kebutuhan akan perawatan kesehatan yang selalu berubah.

 

Informasi ini dapat membantu klien untuk memahami tindakan apa yang dapat meredakan gejala mereka dan meningkatkan perasaan mengendalikan.


BACA JUGA:  Kortisol Baik untuk Membentuk Cadangan Energi dan Meningkatkatkan Kemampuan Tubuh

Penelitian ini merupakan pengkajian kebutuhan yang bersifat kualitatif dan menjajaki (eksploratif) pada 21 orang wanita yang berisiko untuk menderita infeksi HIV atau yang sudah memperlihatkan antibodi-HIV yang positif dengan atau tanpa gejala.

Mereka berisiko untuk terjangkit infeksi HIV dari pemakaian obat-bius yang disuntikkan sendiri atau mereka merupakan pasangan heteroseksual dari para pemakai obat bius.

The Health Belief Model (HBM) berfungsi sebagai kerangka-kerja penelitian untuk memahami dinamika perubahan perilaku dalam bereaksi terhadap rekomendasi perawatan kesehatan.

BACA JUGA:  Balutan Basah Untuk Gangguan Kulit

Self-efficacy (kemandirian diri untuk menghasillkan efek yang diharapkan) yang dicapai juga diperiksa karena variabel ini muncul sebagai prediktor yang penting bagi perilaku seksual yang berisiko dalam konteks program pengurangan risiko-AIDS.

Subjek penelitian dan/atau subjek lainnya yang sigifikan merupakan klien dari program terapi rawat-jalan dengan preparat metadon bagi penderita adiksi opiat pada Northeastern city.

Mayoritas kasus AIDS yang dilaporkan di kota ini berkaitan dengan obat bius yang disuntikkan sendiri, dan seperempat dari kasus-kasus tersebut adalah wanita. Dalam wawancara digunakan jadwal yang terstuktur-sebagian dengan pertanyaan terbuka, dan wawancara tersebut direkam dengan alat perekam audiotape.

Semua subjek berbicara dalam bahasa inggris sehingga masalah komunikasi lisan tidak terdapat. Peneliti secara individual mendekati setiap subjek penelitian dan mendapatkan kesepakatan secara lisan.

BACA JUGA:  Asuhan Keperawatan Komplikasi Potensial Pasien HIV

Faktor bias diatasi melalui peninjauan jadwal wawancara yang dilakukan oleh empat orang perawat profesional dengan keahlian klinis dalam masalah HIV/AIDS serta penyalahgunaan obat, dan melalui uji-lapangan terhadap pertanyaan serta jadwal wawancara.